RIWAYAT Nabi
dalam kitab suci Alquran banyak memberikan pelajaran berharga bagi umat
Muslim. Banyak hikmah yang bisa dipetik dari berbagai riwayat itu. Di
antaranya adalah riwayat dimusnahkannya tiga kaum cerdik pandai.
Bukti pernah adanya kaum cerdik pandai itu, saat ini bisa dilihat di wilayah Yordania yang berada di utara Arab Saudi. Di sana, anda dapat menemukan sebuah lembah yang bernama Lembah Rum atau Lembah Petra.
Di daerah ini, berbagai peninggalan purbakala berada. Mulai dari bangunan-bangunan indah dan besar seperti istana kekaisaran Romawi yang terbuat dari bukit-bukit batu cadas dengan cara dipahat.
Kendati bangunan itu sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu, namun teknologi yang digunakannya untuk mendirikan bangunan itu hingga kini masih belum ada yang bisa menandingi. Inilah salah satu bukti kepintaran kaum itu.
1. Kaum Tsamud
Kaum pertama yang dimusnahkan oleh Allah SWT adalah kaum Tsamud. Kaum ini hidup di zaman Nabi Shaleh. Dalam Surat Al Araaf ayat 73-74 disebutkan, bahwa kaum Tsamud dimusnahkan karena mengingkari nikmat Allah dan tidak mau menyembah-Nya.
“Hai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Ilah bagi kalian selain-Nya... Kalian dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah," demikian surat itu.
Kaum Tsamud adalah salah satu kaum cerdik pandai yang memiliki keahlian dalam membangun atau arsitek. Bangunan-bangunan indah di Yordania itulah bukti pernah adanya kaum Tsamud ini.
Bagaimana kaum Tsamud dimusnahkan? Disebutkan bahwa kaum Tsamud mengingkari ajaran Nabi Shaleh yang diberikan mukzijat seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah sebagai kebesaran kepada kaum Tsamud.
Namun bukannya menerima ajaran Nabi Shaleh, mereka malah menistakannya. Bahkan, mukzijat unta betina yang diberikan kepada Nabi Shaleh disembelih. Hal ini membuat Allah murka dan mengirimkan bencana dasyat kepada mereka semua.
"Mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan," ungkap Surat Al Araaf Ayat 78. Ditambahkan Surat Fushilat Ayat 17, "mereka disambar petir yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan".
Kendati dilanda gempa dasyat dan petir yang menggelegar hebat hingga memusnahkan seluruh kaum Tsamud, namun bangunan hasil karya mereka tetap dibiarkan utuh oleh Allah sebagaui bukti pernah adanya kaum itu.
2. Kaum Aad
Kaum cerdik pandai kedua yang dimusnahkan Allah, karena menistakan Nabi dan menolak untuk menyembah Tuhan selain Allah adalah kaum Aad. Kaum Ad menyembah matahari dari puncak piramida Mesir dan percaya pada keabadian jiwa.
Kaum Aad dipimpin oleh seorang Raja bernama Adites yang memiliki tubuh sangat besar dan membawa pengaruh juga sangat besar terhadap peradaban terdahulu. Dia disebut juga dengan Shedd Ad Ben Ad atau Shed Ad bin Ad.
Konon katanya, dia adalah penduduk pertama negara Arab yang dikenal dengan sebutan Adites atau Kaum Aad cucu Ham. Adites mungkin adalah manusia Atlantis atau Ad-lantis yang membuat sebuah istana dan ingin membangun taman Eden.
Keahlian Kaum Aad yang paling terkenal adalah di bidang arsitek dan pembangun. Orang-orang Arab menyebut sisa reruntuhan situs yang mereka bangun sebagai bangunan Adites.
Salah satu sisa peninggalan bangunan Kaum Aad adalah piramida Mesir. Bangunan ini memiliki serambi bertiang dengan kolom berselubung berhiaskan emas dan perak. Pada ornamen dan kerangka pintu diletakkan piring emas dengan batu mulia.
Dalam Alquran disebutkan kiasan bahwa Kaum Aad mendirikan bangunan di tempat-tempat yang tinggi yang penggunaannya sia-sia. Mereka juga menyembah berhala dan meyakini ajaran Sabaeism atau Dewa-dewa Bintang.
Selain memiliki kemajuan material yang luar biasa, mereka juga bersekutu dengan kebejatan moral yang besar dan ritual cabul. Bangsa Adites kemudian dimusnahkan melalui banjir besar saat banjir besar Nabi Nuh. Kaum ini hidup di zaman Nabi Hud.
Namun begitu, keturunan Kaum Aad masih tersisa dan lolos dari banjir besar Nabi Nuh. Mereka lalu mendirikan pusat kekuasaan selanjutnya di Sheba, dan bertahan selama seribu tahun.
3. Kaum Madyan
Kaum Madyan adalah sebutan untuk penduduk Negeri Madyan. Para penduduk negeri ini hidup di zaman Nabi Syuaib. Mereka tidak mempercayai Allah, menyembah hutan dan Aikah atau padang Pasir yang ditumbuhi pohon dan tanaman.
Saat Nabi Syuaib diturunkan, penduduk Negeri Madyan sudah sangat sesat. Mereka hidup dalam maksiat yang sangat parah, kebiasaan buruk mereka yang sangat jahat adalah mengurangi takaran atau timbangan dalam berdagang.
Praktik curang atau korupsi yang dikenal pada saat ini, masih terus berlangsung sejak dimulai oleh Kaum Madyan. Saat tengah dilanda kemaksiatan itu, Nabi Syuaib mengajak Kaum Madyan untuk menyembah Allah dan menjauhi kezaliman.
Namun, imbauan Nabi Syuaib hanya dianggap angin lalu. Bahkan, para pengikut Kaum Madyan yang tidak mau mengikuti ajaran Nabi Syuaib suka menghalang-halangi para pengikut Nabi Syuaib yang beriman.
Bahkan banyak dari mereka yang dipaksa dengan kekerasan untuk meninggalkan ajaran Nabi Syuaib. Walau demikian, Nabi Syuaib tetap sabar dan terus melaksanakan dakwahnya hingga membuat Kaum Madyan jengkel dan ingin membunuhnya.
Nabi Syuaib dan pengikutnya lalu hijrah meninggalkan Negeri Madyan menuju Aikah. Di negeri baru ini, Nabi Syuaib dan pengikutnya juga mendapatkan serangan dari penduduk Negeri Aikah yang menolak ajakan Nabi Syuaib menyembah Allah.
Mereka bahkan menantang agar Nabi Syuaib mendatangkan azab yang dijanjikan Allah. Tantangan itu langsung disambut dengan serangan udara yang sangat panas, sehingga seluruh penduduk keluar dari rumahnya masing-masing untuk mencari udara segar.
Tetapi di manapun mereka berada, udara telah berubah menjadi panas hingga menyesakkan dada dan nafas mereka. Udara panas ini pernah melanda kawasan Amerika hingga mengakibatkan ratusan jiwa melayang, dan kini kawasan Asia.
Saat seluruh warga kebingungan, tiba-tiba nampak awan hitam menaungi kawasan lembah. Mereka gembira, dikira awan itu akan mendatangkan hujan, hawa sejuk yang mereka rindukan akan segera terhirup. Namun angan-angan itu buyar berantakan.
Awan hitam yang dianggap hujan malah mendatanglah angin kencang dan membuat mereka terhempas dan terlempar. Dari awan hitam pekat itu lalu keluar petir yang saling bersahutan dan binasa lah kaum yang durhaka itu.
Tidak ada satupun dari mereka yang tersisa. Hanya Nabi Syuaib dengan para pengikutnya saja lah yang bisa selamat, karena mendapat rahmat dan perlindungan dari Allah SWT. Demikian riwayat Kaum Madyan ini berakhir.
Selain ketiga kaum cerdik pandai yang telah dimusnahkan itu, masih ada sejumlah kaum cerdik pandai lainnya yang juga ingkar dan tidak mau menyembah Allah. Semoga ulasan singkat ini dapat menambah ketakwaan kita terhadap Allah SWT.
Bukti pernah adanya kaum cerdik pandai itu, saat ini bisa dilihat di wilayah Yordania yang berada di utara Arab Saudi. Di sana, anda dapat menemukan sebuah lembah yang bernama Lembah Rum atau Lembah Petra.
Di daerah ini, berbagai peninggalan purbakala berada. Mulai dari bangunan-bangunan indah dan besar seperti istana kekaisaran Romawi yang terbuat dari bukit-bukit batu cadas dengan cara dipahat.
Baca Juga:
Kendati bangunan itu sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu, namun teknologi yang digunakannya untuk mendirikan bangunan itu hingga kini masih belum ada yang bisa menandingi. Inilah salah satu bukti kepintaran kaum itu.
1. Kaum Tsamud
Kaum pertama yang dimusnahkan oleh Allah SWT adalah kaum Tsamud. Kaum ini hidup di zaman Nabi Shaleh. Dalam Surat Al Araaf ayat 73-74 disebutkan, bahwa kaum Tsamud dimusnahkan karena mengingkari nikmat Allah dan tidak mau menyembah-Nya.
“Hai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Ilah bagi kalian selain-Nya... Kalian dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah," demikian surat itu.
Kaum Tsamud adalah salah satu kaum cerdik pandai yang memiliki keahlian dalam membangun atau arsitek. Bangunan-bangunan indah di Yordania itulah bukti pernah adanya kaum Tsamud ini.
Bagaimana kaum Tsamud dimusnahkan? Disebutkan bahwa kaum Tsamud mengingkari ajaran Nabi Shaleh yang diberikan mukzijat seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah sebagai kebesaran kepada kaum Tsamud.
Namun bukannya menerima ajaran Nabi Shaleh, mereka malah menistakannya. Bahkan, mukzijat unta betina yang diberikan kepada Nabi Shaleh disembelih. Hal ini membuat Allah murka dan mengirimkan bencana dasyat kepada mereka semua.
"Mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan," ungkap Surat Al Araaf Ayat 78. Ditambahkan Surat Fushilat Ayat 17, "mereka disambar petir yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan".
Kendati dilanda gempa dasyat dan petir yang menggelegar hebat hingga memusnahkan seluruh kaum Tsamud, namun bangunan hasil karya mereka tetap dibiarkan utuh oleh Allah sebagaui bukti pernah adanya kaum itu.
2. Kaum Aad
Kaum cerdik pandai kedua yang dimusnahkan Allah, karena menistakan Nabi dan menolak untuk menyembah Tuhan selain Allah adalah kaum Aad. Kaum Ad menyembah matahari dari puncak piramida Mesir dan percaya pada keabadian jiwa.
Kaum Aad dipimpin oleh seorang Raja bernama Adites yang memiliki tubuh sangat besar dan membawa pengaruh juga sangat besar terhadap peradaban terdahulu. Dia disebut juga dengan Shedd Ad Ben Ad atau Shed Ad bin Ad.
Konon katanya, dia adalah penduduk pertama negara Arab yang dikenal dengan sebutan Adites atau Kaum Aad cucu Ham. Adites mungkin adalah manusia Atlantis atau Ad-lantis yang membuat sebuah istana dan ingin membangun taman Eden.
Keahlian Kaum Aad yang paling terkenal adalah di bidang arsitek dan pembangun. Orang-orang Arab menyebut sisa reruntuhan situs yang mereka bangun sebagai bangunan Adites.
Salah satu sisa peninggalan bangunan Kaum Aad adalah piramida Mesir. Bangunan ini memiliki serambi bertiang dengan kolom berselubung berhiaskan emas dan perak. Pada ornamen dan kerangka pintu diletakkan piring emas dengan batu mulia.
Dalam Alquran disebutkan kiasan bahwa Kaum Aad mendirikan bangunan di tempat-tempat yang tinggi yang penggunaannya sia-sia. Mereka juga menyembah berhala dan meyakini ajaran Sabaeism atau Dewa-dewa Bintang.
Selain memiliki kemajuan material yang luar biasa, mereka juga bersekutu dengan kebejatan moral yang besar dan ritual cabul. Bangsa Adites kemudian dimusnahkan melalui banjir besar saat banjir besar Nabi Nuh. Kaum ini hidup di zaman Nabi Hud.
Namun begitu, keturunan Kaum Aad masih tersisa dan lolos dari banjir besar Nabi Nuh. Mereka lalu mendirikan pusat kekuasaan selanjutnya di Sheba, dan bertahan selama seribu tahun.
3. Kaum Madyan
Kaum Madyan adalah sebutan untuk penduduk Negeri Madyan. Para penduduk negeri ini hidup di zaman Nabi Syuaib. Mereka tidak mempercayai Allah, menyembah hutan dan Aikah atau padang Pasir yang ditumbuhi pohon dan tanaman.
Saat Nabi Syuaib diturunkan, penduduk Negeri Madyan sudah sangat sesat. Mereka hidup dalam maksiat yang sangat parah, kebiasaan buruk mereka yang sangat jahat adalah mengurangi takaran atau timbangan dalam berdagang.
Praktik curang atau korupsi yang dikenal pada saat ini, masih terus berlangsung sejak dimulai oleh Kaum Madyan. Saat tengah dilanda kemaksiatan itu, Nabi Syuaib mengajak Kaum Madyan untuk menyembah Allah dan menjauhi kezaliman.
Namun, imbauan Nabi Syuaib hanya dianggap angin lalu. Bahkan, para pengikut Kaum Madyan yang tidak mau mengikuti ajaran Nabi Syuaib suka menghalang-halangi para pengikut Nabi Syuaib yang beriman.
Bahkan banyak dari mereka yang dipaksa dengan kekerasan untuk meninggalkan ajaran Nabi Syuaib. Walau demikian, Nabi Syuaib tetap sabar dan terus melaksanakan dakwahnya hingga membuat Kaum Madyan jengkel dan ingin membunuhnya.
Nabi Syuaib dan pengikutnya lalu hijrah meninggalkan Negeri Madyan menuju Aikah. Di negeri baru ini, Nabi Syuaib dan pengikutnya juga mendapatkan serangan dari penduduk Negeri Aikah yang menolak ajakan Nabi Syuaib menyembah Allah.
Mereka bahkan menantang agar Nabi Syuaib mendatangkan azab yang dijanjikan Allah. Tantangan itu langsung disambut dengan serangan udara yang sangat panas, sehingga seluruh penduduk keluar dari rumahnya masing-masing untuk mencari udara segar.
Tetapi di manapun mereka berada, udara telah berubah menjadi panas hingga menyesakkan dada dan nafas mereka. Udara panas ini pernah melanda kawasan Amerika hingga mengakibatkan ratusan jiwa melayang, dan kini kawasan Asia.
Saat seluruh warga kebingungan, tiba-tiba nampak awan hitam menaungi kawasan lembah. Mereka gembira, dikira awan itu akan mendatangkan hujan, hawa sejuk yang mereka rindukan akan segera terhirup. Namun angan-angan itu buyar berantakan.
Awan hitam yang dianggap hujan malah mendatanglah angin kencang dan membuat mereka terhempas dan terlempar. Dari awan hitam pekat itu lalu keluar petir yang saling bersahutan dan binasa lah kaum yang durhaka itu.
Tidak ada satupun dari mereka yang tersisa. Hanya Nabi Syuaib dengan para pengikutnya saja lah yang bisa selamat, karena mendapat rahmat dan perlindungan dari Allah SWT. Demikian riwayat Kaum Madyan ini berakhir.
Selain ketiga kaum cerdik pandai yang telah dimusnahkan itu, masih ada sejumlah kaum cerdik pandai lainnya yang juga ingkar dan tidak mau menyembah Allah. Semoga ulasan singkat ini dapat menambah ketakwaan kita terhadap Allah SWT.