“Jika mereka berpaling maka
katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir
yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud." (QS: Fushilat [41]: 13)
DALAM Al Quran, banyak sekali diceritakan
kisah-kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena
mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai penyimpangan yang
telah dilarang. Dosa yang mereka lakukan sudah sedemikian menggurita.
Sekalipun bangsa-bangsa tersebut dalam kategori/deretan bangsa yang kuat
dan maju (secara pisik), ditandai dengan income yang surplus, memiliki teknologi yang sangat canggih.
Sesungguhnya siksa di dunia ini tidak akan diturunkan oleh-Nya tanpa
ada sebab-sebab yang mengundangnya/menyertainya. Dia tidak menurunkan
siksa-Nya secara mendadak. Kecuali mayoritas penghuninya telah berbuat
kerusakan. Sedangkan kritik sosial (amar bil ma’ruf dan nahi ‘anil munkar) diabaikan. Berarti penyakit sosial sudah menular. Sehingga yang ma’ruf (dikenali hati) menjadi munkar (diingkari hati). Yang mungkar menjadi makruf. Efeknya pihak yang berada level elitis (qiyadah) adalah preman yang didukung pemodal (jaladul fajir), orang yang shalih lemah dan terisolir dari akses ekonomi dan kekuasaan (‘ajzuts tsiqati).
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي
النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Kerusakan di darat dan di laut adalah akibat perilaku buruk
manusia sendiri. Allah menimpakan adzab kepada manusia akibat dari
sebagian keburukan yang mereka lakukan. Dengan adanya adzab itu semoga
mereka mau bertaubat kepada Allah.” (QS: Ar Rum [30]: 41)
Merujuk Kitab Shofwatut Tafasir oleh Syeikh Ali Ash Shobuni “bima kasabat aidinnas” artinya bi sababi katsrati dzunubihim (disebabkan banyaknya dosa-dosa mereka).
Man saa-a khuluquhi ‘adzdzaba nafsahu (barangsiapa yang
jelek akhlaknya menyakiti diri sendiri). Kata Ali bin Abi Thalib.
Itulah bentuk keadilan Allah Subhanahu Wata’ala di dunia. Berbuat baik
membuat hati pelakunya senang, berbuat dosa akan dirasakan oleh
pelakunya adanya gugatan batin (nafsu lawwamah). Jika tidak
diselesaikan akan menjadi penyakit jiwa.Bahkan dosa tersebut menyakiti
pepohonan, hewan dan makhluk lainnya, hanya saja kita tidak memahami
secara persis keluhan mereka. Besok pohon ghorqod akan berbicara untuk
menunjukkan kepada kita tempat persembunyian Yahudi.
كَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِّن قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَاهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ
“Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari
pada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami
telah membinasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi
mereka.” (QS: Muhammad [47]: 13).
Berikut ini adalah bukti-bukti dari campur tangan ghaib (Allah subhanahu wa ta’ala) atas kehancuran duabelas kaum.
1. Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah selama satu melenium lebih (950 tahun), namun yang
beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan
memperolok-olok Nabi Nuh.
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلاً وَنَهَاراً
فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَاراً
وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ
فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا
اسْتِكْبَاراً
Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
malam dan siang, Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari
kebenaran). dan Sesungguhnya Setiap kali aku menyeru mereka (kepada
iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka
ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap
(mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (QS. Nuh (71) : 5-7).
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحاً إِلَى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ
سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَاماً فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ
ظَالِمُونَ
“Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh.” (QS: Al-Ankabut [29]: 14).
2. Kaum Nabi Hud
Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud.
Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh
yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS
At Taubah: 70, Al Qamar: 18, Fushshilat: 13, An Najm: 50, Qaaf: 13).
أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ
وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وِأَصْحَابِ مَدْيَنَ
وَالْمُؤْتَفِكَاتِ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ
اللّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَـكِن كَانُواْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang
yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim,
penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada
mereka Rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, maka Allah
tidaklah sekali-kali Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
Menganiaya diri mereka sendiri.” (QS: At Taubah (9) : 70).
‘Aad adalah kaum Nabi Hud, Tsamud ialah kaum Nabi Shaleh; penduduk
Madyan ialah kaum Nabi Syu’aib, dan penduduk negeri yang telah musnah
adalah kaum Nabi Luth a.s.
كَذَّبَتْ عَادٌ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ
“Kaum ‘Aad pun mendustakan(pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.” (QS: Al Qamar (54) : 18).
فَإِنْ أَعْرَضُوا فَقُلْ أَنذَرْتُكُمْ صَاعِقَةً مِّثْلَ صَاعِقَةِ عَادٍ وَثَمُودَ
“Jika mereka berpaling maka katakanlah: “Aku telah memperingatkan
kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Aad dan Tsamud.” (QS: Fushilat [41]: 13).
وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَاداً الْأُولَى
“Dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum ‘Aad yang pertama,
(QS: An Najm [53]: 50). “Dan kaum Aad, kaum Fir’aun dan kaum Luth.” (QS: Qaf [50]: 13).
3. Kaum Nabi Shalih
Nabi Shalih diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi
sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Kemudian
Nabi Shalih membuat jadual minum. Namun, kaumnya tidak mau antri dengan
unta. Bahkan, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah
menimpakan azab kepada mereka (QS ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).
وَلَقَدْ كَذَّبَ أَصْحَابُ الحِجْرِ الْمُرْسَلِينَ
“Dan Sesungguhnya penduduk-penduduk kota Al Hijr telah mendustakan rasul-rasul.” (QS: Al Hijr [15]: 80).
Penduduk kota Al-Hijr ini ialah kaum Tsamud. Al-Hijr tempat yang
terletak di Wadi Qura antara Madinah dan Suriaah. Yang dimaksud
Rasul-rasul di sini ialah shaleh. Mestinya di sini disebut rasul, tetapi
disebut Rasul-rasul (Jama’) karena mendustakan seorang Rasul sama
dengan mendustakan semua rasul-rasul.
كَأَن لَّمْ يَغْنَوْاْ فِيهَا أَلاَ إِنَّ ثَمُودَ كَفرُواْ رَبَّهُمْ أَلاَ بُعْداً لِّثَمُودَ
“Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah,
Sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah,
kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.” (QS: Hud [11] : 68).
Demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh guntur itu, sehingga mereka
hancur lebur oleh guntur itu, tanpa bekas, seakan-akan mereka tidak
pernah ada.
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ
“Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud.” (QS: Qaf [50]: 12).*/bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar