Informasi yang tertuang di dalam Al Qur’an, mengenai Fir’aun yang hidup
pada masa nabi Musa AS (setelah ia tenggelam di laut), dan keberadaan
jasadnya yang masih utuh hingga hari ini, merupakan tanda-tanda
kebesaran Allah SWT terhadap alam semesta ini.
Alloh Subhanahu Wata'ala Berfirman;
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ
غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا
لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأظُنُّهُ مِنَ
الْكَاذِبِينَ (38) وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ
الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ (39)
فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ فَانْظُرْ كَيْفَ
كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (40) وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ
إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ (41)
وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ
هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ (42)
Dan berkata Fir’aun, "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan
bagimu selain aku. Maka bakarlah, hai Haman, untukku tanah liat.
Kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik
melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia
termasuk orang-orang yang pendusta, " dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan
bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka
menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. Maka Kami
hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke
dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. Dan
Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru(manusia) ke neraka
dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkanlah
laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk
orang-orang yang dijauhkan(dari rahmat Allah). (QS Al-Qashash: 38-42)
Allah Swt. menceritakan kekafiran Fir'aun, kesewenang-wenangannya, dan
apa yang dibuat-buatnya yang mengaku-aku bahwa dirinya adalah tuhan.
Semoga laknat Allah tetap atas dirinya, seperti yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya:
{فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ}
Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu), lalu mereka patuh kepadanya. (Az-Zukhruf: 54), hingga akhir ayat.
Demikian itu karena Fir'aun menyeru mereka untuk mengakui bahwa dirinya
adalah tuhan, lalu mereka menaatinya karena kebodohan mereka dan hati
mereka yang kosong.
Fir'aun mengatakan kepada mereka:
{يَا أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي}
Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. (Al-Qashash: 38)
Allah Swt. menceritakan perihal sepak terjang Fir'aun melalui firman-Nya:
{فَحَشَرَ فَنَادَى * فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى * فَأَخَذَهُ
اللَّهُ نَكَالَ الآخِرَةِ وَالأولَى * إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ
يَخْشَى}
Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesar kaumnya), lalu berseru
memanggil kaumnya.' (Seraya) berkata, "Akulah tuhanmu yang paling
tinggi.” Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di
dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang
yang takut (kepada Tuhannya). (An-Nazi'at: 23-26)
Yakni dia mengumpulkan kaumnya dan berseru kepada mereka dengan suara
yang keras seraya menjelaskan hal tersebut kepada mereka, lalu mereka
menaati dan mendengarkannya. Karena itulah Allah mengazab dia dan
menjadikan dia sebagai pelajaran bagi yang lainnya di dunia dan akhirat.
Hingga Fir'aun sendiri berani mengemukakan hal tersebut kepada Musa
melalui perkataannya yang disitir oleh firman-Nya:
{لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لأجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ}
Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan. (Asy-Syu'ara: 29)
Adapun firman Allah Swt.:
{فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى}
Maka bakarlah, hai Haman, untukku tanah liat. Kemudian buatkanlah
untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan
Musa.(Al-Qashash: 38)
Fir'aun memerintahkan kepada Haman patihnya yang mengatur rakyatnya dan
yang menjalankan roda pemerintahannya, agar membakar tanah liat (yakni
batu bata) untuk membuat menara yang tinggi, sebagaimana yang
diterangkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ
الأسْبَابَ. أَسْبَابَ السَّمَوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى
وَإِنِّي لأظُنُّهُ كَاذِبًا وَكَذَلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءُ
عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلا فِي
تَبَابٍ}
Dan berkatalah Fir'aun, "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan
yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu
langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku
memandangnya seorang pendusta.” Demikianlah dijadikan Fir’aun memandang
baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang
benar); dan tipu daya Fir’aun itu tidak lain hanyalah membawa
kerugian.(Al-Mu-min: 36-37)
Demikian itu karena Fir'aun memang membangun menara yang tinggi itu yang
di masanya belum pernah ada bangunan setinggi itu. Hal tersebut tiada
lain karena ia ingin membuktikan di mata rakyatnya akan kedustaan Musa
dalam anggapannya yang mengatakan bahwa ada Tuhan lain selain Fir'aun.
Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{وَإِنِّي لأظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ}
dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta. (Al-Qashash: 38)
dalam ucapannya yang mengatakan bahwa ada Tuhan lain selain diriku,
bukan karena dia dusta bahwa Allah Swt. telah mengutusnya, sebab pada
prinsipnya Fir'aun tidak mengakui adanya Tuhan Yang Maha Pencipta.
Karena dia pernah mengatakan, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ}
Siapakah Tuhan semesta alam itu? (Asy-Syu'ara: 23)
{لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لأجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ}
Sungguh jika kamu menyembah tuhan selain aku, benar-benar aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan. (Asy-Syu'ara: 29)
Dan firman Allah Swt.:
{يَا أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي}
Hai pembesar-pembesarku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. (Al-Qashash: 38)
Demikianlah menurut pendapat Ibnu Jarir.
Firman Allah Swt.:
{وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ}
dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa
alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan
dikembalikan kepada Kami. (Al-Qashash: 39)
Mereka berlaku sewenang-wenang, zalim, dan banyak menimbulkan kerusakan
di bumi (Mesir) serta berkeyakinan bahwa kiamat itu tidak ada dan hari
berbangkit itu tidak ada.
{فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ.إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ}
karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al-Fajr: 13-14)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
{فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ}
Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. (Al-Qashash: 40)
Yakni Kami tenggelamkan mereka di laut dalam waktu yang sebentar di pagi
hari sehingga tiada yang tersisa seorang pun dari mereka.
{فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ. وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ}
Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. Dan Kami jadikan
mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka. (Al-Qashash:
40-41)
bagi orang yang mengikuti jejak mereka dalam mendustakan rasul-rasul dan menelantarkan hak Tuhan Yang Maha Pencipta.
{وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ}
dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.(Al-Qashash: 41)
Maka terhimpunlah pada diri mereka kehinaan di dunia dan terus
berlangsung dengan kehinaan di akhirat, sebagaimana yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{أَهْلَكْنَاهُمْ فَلا نَاصِرَ لَهُمْ}
Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang penolong pun bagi mereka.(Muhammad: 13)
Adapun firman Allah Swt.:
{وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً}
Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini. (Al-Qashash: 42)
Artinya, Allah memberlakukan laknat terhadap mereka dan raja mereka
(yaitu Fir'aun) pada lisan orang-orang yang beriman dari kalangan
hamba-hamba-Nya lagi mengikuti rasul-rasul-Nya, sebagaimana mereka pun
dilaknat di dunia melalui lisan para nabi dan para pengikutnya.
{وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ}
dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah). (Al-Qashash: 42)
Qatadah mengatakan bahwa makna ayat ini sama dengan ayat lain yang disebutkan melalui firman-Nya:
{وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ}
Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula)
di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (Hud:
99)
Firman-Nya
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ
وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ
آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ
وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (90) آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ
مِنَ الْمُفْسِدِينَ (91) فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ
لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا
لَغَافِلُونَ (92)
Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti
oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas
(mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam, berkatalah
dia, "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai
oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah).”Apakah sekarang (baru kamu percaya),padahal sesungguhnya
kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang
berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya
kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu, dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan
Kami. (QS Yunus Ayat 90-92)
Allah Swt. menceritakan tentang penenggelaman Fir'aun bersama bala
tentaranya. Sesungguhnya orang-orang Bani Israil ketika pergi
meninggalkan negeri Mesir mengiringi Nabi Musa a.s.. jumlah mereka
menurut suatu pendapat ada enam ratus ribu orang selain keluarga mereka.
Sebelum itu mereka pernah meminjam dari orang-orang Qibti (Egypt)
banyak perhiasan emas yang belum sempat mereka kembalikan kepada para
pemiliknya, akhirnya perhiasan itu dibawa oleh mereka.
Mendengar berita kepergian mereka, kemarahan Fir'aun semakin
menjadi-jadi terhadap kaum Bani Israil. Maka ia mengirimkan banyak
utusannya untuk mengumpulkan bala tentaranya dari berbagai kota besar
yang berada di bawah kekuasaannya. Lalu ia menaiki kendaraannya dan
pergi mengejar kaum Bani Israil, diikuti oleh pasukan yang sangat besar
jumlahnya, sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah Swt. terhadap
mereka. Tidak ada seorang pun yang tertinggal dari Fir'aun, termasuk
kalangan orang-orang yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan di berbagai
wilayah kerajaannya.
Fir'aun bersama bala tentaranya akhirnya berhasil mengejar kaum Bani
Israil di waktu matahari terbit. Disebutkan oleh firman-Nya:
{فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ}
Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah
pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan
tersusul.”(Asy-Syuara: 61)
Demikian itu terjadi setelah kaum Bani Israil sampai di tepi laut.
sedangkan Fir'aun dan pasukannya berada di belakang mereka; dan tiada
jalan lain bagi kedua belah pihak melainkan hanya berperang.
Pengikut-pengikut Nabi Musa a.s. mendesaknya untuk mencari jalan selamat
dari kejaran mereka. Maka Nabi Musa a.s. menjawab bahwa ia
diperintahkan oleh Allah untuk menempuh jalan itu.
{كَلا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ}
Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku. (Asy-Syu'ara: 62)
Bilamana dalam keadaan terjepit, maka jalan keluar menjadi luas. Allah
memerintahkan kepada Nabi Musa untuk memukul laut yang ada di hadapannya
dengan tongkatnya. Maka Musa memukul laut itu dengan tongkatnya, dan
laut itu pun terbelah. Tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang
besar, semuanya ada dua belas belahan, sehingga tiap-tiap sibt (kabilah)
Bani Israil menempuh satu jalan darinya. Dan Allah memerintahkan kepada
angin untuk bertiup sehingga mengeringkan tanahnya.
{فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَا تَخَافُ دَرَكًا وَلا تَخْشَى}
maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah
takut akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam). (Thaha: 77)
Sepanjang jalan air itu berlubang seperti jendela agar masing-masing
kaum dapat melihat kaum lainnya dan agar mereka jangan menduga bahwa
teman mereka binasa. Akhirnya kaum Bani Israil dapat melewati laut itu
dengan selamat.
Setelah mereka sampai di tepi yang lainnya tanpa ada yang ketinggalan,
maka Fir'aun dan bala tentaranya baru sampai ke tepi laut dari arah yang
berlawanan. Saat itu Fir'aun bersama seratus ribu pasukan berkuda dan
pasukan lainnya yang beraneka ragam.
Ketika melihat laut terbelah, ia merasa ngeri dan surut serta berniat
akan kembali bersama pasukannya. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin
terjadi, tiada jalan untuk menghindar dari takdir yang telah dipastikan.
Doa Nabi Musa telah diperkenankan, akhirnya datanglah Malaikat Jibril
a.s. seraya menunggang kudanya yang menarik, lalu kuda Malaikat Jibril
lewat di dekat (di samping) kuda Fir'aun dan merayunya. Kemudian
Malaikat Jibril langsung masuk ke jalan laut itu, maka semua kuda yang
ada di belakangnya ikut memasuki laut itu menyusulnya.
Fir'aun tidak dapat berbuat apa-apa, maka ia memberikan semangat kepada
pembesar-pembesar kaumnya, "Bani Israil bukanlah orang-orang yang lebih
berhak untuk menempuh laut ini daripada kita." Maka semuanya masuk ke
dalam laut, dan Malaikat Mikail berada di belakang mereka menggiring
semuanya tanpa ada seorang pun yang dibiarkannya melainkan ikut menyusul
teman-temannya.
Setelah semua pasukan berada di dalam laut tanpa ada yang ketinggalan,
dan yang terdepan dari seluruh rombongan mereka hampir sampai di tepi
laut yang lainnya, maka Allah Yang Mahakuasa memerintahkan kepada laut
agar menutup dan menelan mereka. Maka laut menelan mereka semuanya tanpa
ada seorang pun dari mereka yang selamat. Ombak laut
mengombang-ambingkan mereka, mencampakkan dan membantingnya, menelan
Fir'aun dan mengungkungnya sehingga Fir'aun menghadapi sakaratul maut.
Maka pada saat itu juga Fir'aun berkata, sebagaimana yang disebutkan
oleh firman-Nya:
{آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ}
Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh
Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah). (Yunus: 90)
Fir'aun baru beriman di saat iman tiada manfaatnya lagi baginya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ
إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ
خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ}
Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, "Kami beriman
hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang
telah kami mempersekutukan(nya) dengan Allah.” Maka iman mereka tiada
berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah
sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu
itu binasalah orang-orang kafir. (Al-Mu’min: 84-85)
Karena itulah Allah Swt. berfirman dalam menjawab Fir'aun yang telah mengatakan kata-kata tersebut, yaitu:
{آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ}
Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu.(Yunus: 91)
Dengan kata lain. apakah baru sekarang kamu mengatakannya, padahal sesungguhnya kamu telah durhaka terhadap Allah sebelum ini.
{وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ}
dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus: 91)
Yakni di muka bumi karena telah menyesatkan manusia.
{وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ}
Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke
neraka, dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (Al-Qashash:
41)
Kisah yang diceritakan oleh Allah Swt. tentang Fir'aun ini merupakan
salah satu dari berita gaib yang diajarkan oleh Allah Swt. kepada
Rasul-Nya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا
سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَلِيِّ
بْنِ زَيْدٍ، عَنْ يُوسُفَ بْنِ مهْران، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَمَّا قَالَ
فِرْعَوْنُ: {آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو
إِسْرَائِيلَ} قَالَ: قَالَ لِي جِبْرِيلُ: [يَا مُحَمَّدُ] لَوْ
رَأَيْتَنِي وَقَدْ أَخَذْتُ [حَالًا] مِنْ حَالِ الْبَحْرِ، فَدَسَسْتُهُ
فِي فِيهِ مَخَافَةَ أن تناله الرحمة"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu
Harb, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah. dari Ali ibnu
Zaid, dari Yusuf ibnu Mahran. dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: Ketika Fir'aun berkata, "Aku beriman,
bahwa tidak ada Tuhan kecuali Tuhan yang diimani oleh Bani Israil, "
Jibril berkata kepadaku, "Sekiranya engkau melihatku ketika aku
mengambil tanah liat dari laut, lalu aku jejalkan ke dalam mulut
Fir’aun, karena khawatir bila ia akan mendapat rahmat (niscaya engkau
akan melihat pemandangan yang mengerikan)."
Imam Turmuzi, Imam Ibnu Jarir, dan Imam Ibnu Abu Hatim telah
meriwayatkannya di dalam kitab tafsirnya masing-masing melalui hadis
Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan
bahwa hadis ini hasan.
قَالَ أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَدِيِّ
بْنِ ثَابِتٍ وَعَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "قَالَ لِي جِبْرِيلُ: لَوْ رَأَيْتَنِي وَأَنَا آخِذٌ مِنْ
حَالِ الْبَحْرِ، فَأَدُسُّهُ فِي فَمِ فِرْعَوْنَ مَخَافَةَ أَنْ
تُدْرِكَهُ الرَّحْمَةُ"
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syu'bah,
dari Addi ibnu Sabit dan Ata ibnus Saib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari
Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Jibril
mengatakan kepadaku, "Sekiranya engkau melihatku ketika Fir’aun, karena
takut akan mendapat rahmat(niscaya engkau akan melihat pemandangan yang
mengerikan).”
Abu Isa At-Turmuzi telah meriwayatkannya pula bersama Ibnu Jarir yang
bukan hanya satu jalur, dari Syu'bah dengan sanad yang sama, lalu
disebutkan hadis yang semisal dengan hadis di atas. Imam Turmuzi
mengatakan bahwa hadis ini hasan, garib, juga sahih, dan dalam riwayat
yang lain disebutkan pada Ibnu Jarir, dari Muhammad ibnul Musanna, dari
Gundar. dari Syu'bah, dari Ata, dari Addi, dari Sa'id, dari Ibnu Abbas;
salah seorang di antara keduanya ada yang me-marfu'-kannya, seakan-akan
salah seorang dari keduanya ada yang tidak me-marfu'-kannya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id
Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al-Ahmar, dari Umar
ibnu Abdullah ibnu Ya'la As-Saqafi, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu
Abbas yang menceritakan bahwa ketika Allah menenggelamkan Fir'aun,
Fir'aun mengisyaratkan dengan jari telunjuknya seraya mengucapkan
kalimat berikut dengan suara yang keras, yaitu kalimat yang disebutkan
oleh firman-Nya: Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang
dipercayai oleh Bani Israil. (Yunus: 90) Ibnu Abbas melanjutkan
kisahnya, "Saat itu Malaikat Jibril merasa khawatir bila rahmat Allah
mendahului murka-Nya. Maka Jibril mengambil tanah liat dengan kedua
sayapnya, lalu tanah liat itu dipukulkan ke wajah Fir'aun dan menyumbat
semua rongga kepalanya."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Sufyan ibnu Waki', dari Abu Khalid dengan sanad yang sama secara mauauf.
Telah diriwayatkan pula melalui hadis Abu Hurairah juga. Untuk itu, Ibnu Jarir mengatakan bahwa:
حَدَّثَنَا ابْنُ حُمَيْدٍ، حَدَّثَنَا حَكَّام، عَنْ عَنْبَسة -هُوَ ابْنُ
سَعِيدٍ -عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَاذَانَ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "قَالَ لِي جِبْرِيلُ: يَا مُحَمَّدُ، لَوْ
رَأَيْتَنِي وَأَنَا أَغُطُّهُ وَأَدُسُّ مِنَ الْحَالِ فِي فِيهِ،
مَخَافَةَ أَنْ تُدْرِكَهُ رَحْمَةُ اللَّهِ فَيَغْفِرَ لَهُ" يَعْنِي:
فِرْعَوْنَ
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada
kami Hakam, dari Anbasah (yaitu Ibnu Abu Sa'id), dari Kasir ibnu Zazan,
dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah r.a. an; men atakan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda: Jibril berkata kepadaku, "Hai Muhammad, sekiranya
engkau melihatku di saat aku menyumbat dan menjejalkan mulutnya dengan
tanah liat, karena takut bila dia mendapat rahmat dari Allah, lalu Allah
mengampuninya (niscaya engkau akan melihat hal yang mengerikan)."
Maksudnya adalah Fir'aun.
Menurut Ibnu Mu'in, Kasir ibnu Zazan ini orangnya tidak ia kenal. Abu
Zar'ah dan Abu Hatim mengatakan bahwa dia adalah orang yang tidak
dikenal. Tetapi perawi lainnya dalam sanad hadis ini semuanya
berpredikat siqah. Hadis ini telah di-mursal-kan oleh sejumlah ulama
Salaf, seperti Qatadah, Ibrahim At-Taimi, dan Maimun ibnu Mahran. Telah
dinukil pula dari Ad-Dahhak ibnu Qais, bahwa ia menceritakan hadis ini
dalam khotbahnya kepada orang banyak.
Firman Allah Swt.:
{فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً}
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu. (Yunus: 92)
Ibnu Abbas dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf mengatakan bahwa
sebagian kalangan Bani Israil merasa ragu dengan kematian Fir'aun. Maka
Allah Swt. memerintahkan kepada laut agar mencampakkan tubuh Fir'aun
secara utuh tanpa roh dengan memakai baju besinya yang terkenal itu ke
daratan yang tinggi agar mereka dapat mengecek kebenaran atas
kematiannya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Maka pada hari
ini Kami selamatkan Kamu (Yunus : 92) Maksudnya, Kami angkat kamu ke
suatu dataran yang tinggi. yakni tubuhmu. (Yunus: 92)
Menurut Mujahid, maknanya ialah jasadnya; sedangkan menurut Al-Hasan
adalah jasad tanpa roh. Menurut Abdullah ibnu Syaddad yaitu keadaan
tubuh yang utuh, yakni tidak ada yang sobek, agar mereka mengecek dan
mengenalnya. Menurut Abu Sakhr berikut dengan baju besinya. Semua
pendapat ini tidak ada pertentangan satu sama lainnya, melainkan saling
melengkapi, seperti keterangan di atas.
Firman Allah Swt.:
{لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً}
supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu. (Yunus: 92)
Yakni agar kamu dapat menjadi bukti bagi kaum Bani Israil bahwa kamu
telah mati dan binasa; dan bahwa Allah, Dialah Yang Mahakuasa yang semua
jiwa makhluk hidup berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, dan tidak
ada sesuatu pun yang dapat bertahan di hadapan kemurkaan-Nya.
Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa firman-Nya: supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan
Kami. (Yunus: 92) Yaitu tidak mau mengambil pelajaran dan peringatan
darinya.
Kebinasaan Fir'aun beserta kaumnya terjadi pada hari 'Asyura, seperti
apa yang dikatakan oleh Imam Bukhari dalam riwayat hadisnya. Disebutkan
bahwa:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا غُنْدَر، حَدَّثَنَا
شُعْبَةَ، عَنْ أَبِي بِشْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
المدينَة، وَالْيَهُودُ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالُوا: هَذَا
يَوْمٌ ظَهَرَ فِيهِ مُوسَى عَلَى فِرْعَوْنَ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ: "أَنْتُمْ أَحَقُّ بِمُوسَى
مِنْهُمْ، فَصُومُوهُ"
Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah
menceritakan kepada kami Gundar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah,
dari Abu Bisyr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan
bahwa ketika Nabi Saw. tiba di Madinah, orang-orang Yahudi melakukan
puasa di hari 'Asyura. Maka Nabi Saw. bertanya, "Hari apakah sekarang
yang kalian melakukan puasa padanya?" Mereka menjawab, "Hari ini adalah
hari kemenangan Musa atas Fir'aun." Maka Nabi Saw. bersabda kepada para
sahabatnya:Kalian lebih berhak terhadap Musa daripada mereka, maka
puasalah kalian pada hari ini.
Firman Allah Swt.:
{وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ}
Dan (ingatlah) ketika Kami belah laut untuk kalian, lalu Kami selamatkan
kalian dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya,
sedangkan kalian sendiri menyaksikan. (Al-Baqarah: 50)
Makna ayat, yaitu: Sesudah Kami selamatkan kalian dari Fir'aun dan bala
tentaranya, lalu kalian berangkat bersama Musa a.s., dan Fir'aun pun
berangkat pula mengejar kalian, maka Kami belahkan laut buat kalian. Hal
ini diberitakan oleh Allah Swt. secara rinci yang akan di-kemukakan
pada tempatnya, dan yang paling panjang pembahasannya ialah dalam surat
Asy-Syu'ara, insya Allah.
Fa anjainakum, yakni Kami selamatkan kalian dari mereka dan Kami
halang-halangi antara kalian dan mereka; lalu Kami tenggelamkan mereka,
sedangkan kalian sendiri menyaksikan hal tersebut, agar hati kalian
lebih tenang dan lega serta lebih meyakinkan dalam menghina musuh
kalian.
Abdur Razzaq meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari
Abu Ishaq Al-Hamdani, dari Amr ibnu Maimun Al-Audi sehubungan dengan
firman-Nya, "Dan (ingatlah) ketika Kami belah laut untuk kalian," sampai
dengan firman-Nya, "sedangkan kalian menyaksikan." Bahwa tatkala Musa
berangkat bersama kaum Bani Israil, beritanya terdengar oleh Fir'aun.
Maka Fir'aun berkata, "Janganlah kalian mengejar mereka sebelum ayam
berkokok (waktu pagi hari)." Akan tetapi, demi Allah, pada malam itu
tiada seekor ayam jago pun yang berkokok hingga pagi hari. Lalu Fir'aun
memerintahkan agar didatangkan ternak kambing, lalu kambing-kambing itu
disembelih. Fir'aun berkata, "Aku tidak akan mengambil hatinya sebelum
berkumpul di hadapanku enam ratus ribu orang Qibti." Ternyata sebelum
dia mengambil hati kambing-kambing yang telah disembelih itu telah
berkumpul di hadapannya enam ratus ribu orang Qibti.
Ketika Musa sampai di tepi laut, maka berkatalah kepadanya salah seorang
dari sahabatnya yang dikenal dengan nama Yusya' ibnu Nun, "Manakah
perintah Tuhanmu?" Musa berkata, "Di hadapanmu," seraya mengisyaratkan
ke arah laut. Lalu Yusya' ibnu Nun memacu kudanya ke arah laut hingga
sampai di tempat yang besar ombaknya, kemudian ombak menepikannya dan ia
kembali (ke tepi), lalu bertanya lagi, "Manakah perintah Tuhanmu, hai
Musa? Demi Allah, engkau tidaklah berdusta, tidak pula didustakan."
Yusya' ibnu Nun melakukan hal tersebut sebanyak tiga kali. Kemudian
Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Musa dan memerintahkan kepadanya agar
memukul laut dengan tongkatnya. Musa a.s. memukulkan tongkatnya,
ternyata laut terbelah, dan tersebutlah bahwa setiap belahan itu
pemandangannya sama dengan bukit yang besar.
Kemudian Musa berjalan bersama orang-orang yang mengikutinya, lalu
Fir'aun dan bala tentaranya mengejar mereka melalui jalan yang telah
ditempuh mereka. Tetapi ketika Fir'aun dan semua bala tentaranya telah
masuk ke laut, maka Allah menenggelamkan mereka dengan menangkupkan
kembali laut atas diri mereka. Karena itu, disebutkan di dalam
firman-Nya: Dan Kami tenggelamkan Fir'aun dan para pengikutnya,
sedangkan kalian sendiri menyaksikan. (Al-Baqarah: 50)
Hal yang sama dikatakan pula oleh bukan hanya seorang ulama Salaf, seperti yang akan dijelaskan nanti pada tempatnya.
Di dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa hari tersebut adalah hari yang
jatuh dalam bulan Asyura. Sebagaimana Imam Ahmad meriwayatkan:
حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ،
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ،
فَقَالَ: "مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَ؟ ". قَالُوا: هَذَا
يَوْمٌ صَالِحٌ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ بَنِي
إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ ، فَصَامَهُ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ،
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَنَا
أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ". فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَمَرَ بِصَوْمِهِ.
Telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami
Abdul Waris, telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abdullah ibnu
Sa'id ibnu Jubair, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas yang menceritakan hadis
berikut: Rasulullah Saw. tiba di Madinah dan beliau melihat orang-orang
Yahudi melakukan puasa pada had Asyura. Maka beliau bersabda, "Hari
apakah sekarang yang kalian melakukan puasa padanya?" Mereka menjawab,
"Ini adalah hari yang baik, ini adalah hari ketika Allah Swt.
menyelamatkan Bani Israil dan musuh mereka, maka Musa melakukan puasa
padanya." Lalu Rasulullah Saw. bersabda, "Aku lebih berhak terhadap Musa
daripada kalian."Kemudian Rasulullah Saw. puasa dan memerintahkan (para
sahabat) agar melakukan puasa di hari itu.
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasai,
dan Imam Ibnu Majah melalui berbagai jalur periwayatan dari Ayub
As-Sukhtiyani dengan lafaz yang semisal.
وَقَالَ أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ،
حَدَّثَنَا سَلَّامٌ -يَعْنِي ابْنَ سُلَيْمٍ-عَنْ زَيْدٍ العَمِّيّ عَنْ
يَزِيدَ الرَّقَاشِيِّ عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " فَلَقَ اللَّهُ الْبَحْرَ لِبَنِي
إِسْرَائِيلَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ "
Abu Ya’la Al-Mausuli meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Abur
Rabi', telah menceritakan kepada kami Salam (yakni Ibnu Sulaim), dari
Zaid Al-Ama, dari Yazid Ar-Raqqasyi, dari Anas r.a. yang menceritakan
bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: Allah membelah laut bagi kaum Bani
Israil pada hari Asyura.
Hadis ini daif ditinjau dari sanad ini, karena sesungguhnya Zaid Al-Ama
orangnya berpredikat daif, sedangkan gurunya, yaitu Zaid Ar-Raqqasyi,
lebih daif lagi darinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar