“Tidaklah seorang muslim tersengat bisa dari satu lubang (binatang buas)
sebanyak dua kali.” [1]
Sungguh, dalam kisah umat-umat terdahulu, terdapat pelajaran yang sangat
mendalam dan renungan yang harus selalu menggetarkan hati orang-orang yang
hidup setelah mereka.
Bagaimana tidak, kisah-kisah kehancuran mereka diuraikan pada berbagai surah
dalam Al-Qur`an. Kemudian, Allah ‘Azza wa Jalla memberi peringatan kepada umat
ini dengan nasihat yang sangat mendalam. Di antaranya, Allah Jalla fi ‘Ulahu
berfirman,
“Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)nya dalam
keadaan zhalim, sehingga bangunan-bangunannya runtuh, dan (betapa banyak pula)
sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (tidak berpenghuni). Maka,
tidak pernahkah mereka berjalan di muka bumi sehingga hati (akal) mereka dapat
memahami, atau telinga mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah
mata itu yang buta, melainkan yang buta ialah hati yang berada di dalam dada.”
[Al-Hajj: 45-46]
Juga dalam firman-Nya,
“Atau apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri sesudah
penduduk (negeri) itu (lenyap)? Bahwa kalau menghendaki, pastilah Kami
mengadzab mereka karena dosa-dosa mereka; dan Kami mengunci mati hati mereka
sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran)? Demikianlah negeri-negeri
(yang telah Kami binasakan) itu. Kami menceritakan sebagian kisahnya kepadamu.
Sungguh rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka tidak (juga) beriman kepada
sesuatu yang telah mereka dustakan sebelumnya. Demikianlah Allah mengunci
hati-hati orang-orang kafir. Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka
memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati bahwa kebanyakan mereka adalah
orang-orang fasik.” [Al-A’raf: 100-102]
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kalian ketika
mereka berbuat kezhaliman, padahal para rasul mereka telah datang kepada mereka
dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sama sekali
tidak mau beriman. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat dosa.
Kemudian, Kami menjadikan kalian sebaagai pengganti-pengganti setelah mereka di
muka bumi supaya Kami memperhatikan bagaimana kalian berbuat.” [Yunus: 13-14]
Juga Allah Al-‘Aliyyu Al-Kabir menyatakan,
“Itulah beberapa berita tentang negeri-negeri (yang telah dibinasakan) yang
Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu sebagian masih
memiliki bekas-bekas, ada (pula) yang telah musnah. Dan tidaklah Kami
menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Oleh
karena itu, sesembahan apapun yang mereka seru yang bukan Allah tiadalah
bermanfaat sedikit pun bagi mereka tatkala perintah (adzab) Rabb-mu datang. Dan
sembahan-sembahan itu tidaklah menambah sesuatu kepada mereka, kecuali
kebinasaan belaka. Dan demikianlah adzab Rabb-mu apabila Dia mengadzab penduduk
negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya sangatlah pedih lagi
keras. Sesungguhnya, pada keadaan yang demikian itu, benar-benar terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada adzab akhirat. Itulah hari ketika
semua manusia dikumpul untuk (menghadap kepada-)Nya, dan itulah hari yang
disaksikan (oleh seluruh makhluk).” [Hud: 100-103]
Rabbul ‘Izzah menyatakan,
“Dan (Kami telah membinasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan para rasul.
Kami menenggelamkan mereka dan menjadikan (kisah) mereka itu sebagai pelajaran
bagi manusia. Dan Kami telah menyediakan adzab yang pedih bagi orang-orang
zhalim; dan (Kami telah membinasakan) kaum ‘Ad, Tsamud, dan penduduk Rass,
serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu. Dan masing-masing telah
Kami jadikan perumpamaan, dan masing-masing benar-benar telah Kami hancurkan
sehancur-hancurnya.” [Al-Furqan: 37-39]
Banyak lagi nash-nash ayat Al-Qur`an yang mengingatkan tentang kehancuran
umat-umat sebelum kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menerangkan berbagai bentuk
kebinasaan umat-umat yang telah berlalu dalam sejumlah hadits yang telah
dimaklumi dalam pembahasan ini.
Mengingat pentingnya pembahasan ini, dan agar tidak mengikuti jejak umat-umat
terdahulu sehingga kita tidak terjatuh ke dalam jurang kebinasaan yang sama,
mungkin akan menjadi hal yang sangat berharga dan bekal yang sangat bermakna
bila kita menelusuri berbagai hal yang mengakibatkan mereka berkubang
kehancuran dan kebinasaan tersebut.
Berikut uraian beberapa hal yang mengakibatkan kehancuran umat-umat terdahulu.
PERTAMA: KAFIR TERHADAP NIKMAT DAN TIDAK MENSYUKURI NIKMAT
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan,
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang
dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Oleh
karena itu, Allah menimpakan bencanakelaparan dan ketakutan kepada mereka
disebabkan oleh perbuatan mereka.” [An-Nahl: 112]
Allah juga menjelaskan keadaan kaum Saba` dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya bagi kaum Saba`, ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman
mereka, yaitu dua buah kebun yang berada di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
(Dikatakan kepada mereka), ‘Makanlah kalian berupa rezeki yang Rabb kalian
(anugerahkan) dan bersyukurlah kalian kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang
baik dan (Rabb-mu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun.’ Akan tetapi, mereka
berpaling maka Kami mendatangkan banjir besar kepada mereka dan mengganti kedua
kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pepohonan) yang berbuah pahit,
pohon Atsl, dan sedikit pohon Sidr. Demikianlah, Kami membalas mereka karena
kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu), kecuali
hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” [Saba`: 15-17]
Ketahuilah, bahwa salah satu penyebab turunnya siksaan adalah hilangnya
kesyukuran terhadap nikmat-nikmat Allah. Allah Jalla Jalaluhu berfirman,
“Mengapa Allah menyiksa kalian jika kalian bersyukur dan beriman? Dan adalah
Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” [An-Nisa`: 147]
Makna ayat di atas adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa kalian sepanjang
kalian selalu bersyukur dan beriman kepada-Nya. Jadi, ketika kalian tidak
bersyukur dan tidak beriman, Allah akan menyiksa kalian.
KEDUA: MENYELISIHI PERINTAH RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
Allah ‘Azzat ‘Azhamatuhu mengingatkan kisah kaum ‘Ad dalam firman-Nya,
“Dan demikianlah (kisah) kaum ‘Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Rabb
mereka, mendurhakai rasul-rasul Allah, dan menuruti perintah semua penguasa
yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). Dan mereka selalu diikuti
dengan kutukan di dunia ini begitu pula pada hari kiamat. Ingatlah,
sesungguhnya kaum ‘Ad itu kafir kepada Rabb mereka. Ingatlah, binasalah kaum
‘Ad, (yaitu) kaum Hud itu.” [Hud: 59-60]
Kepada umat ini, Allah ‘Azza wa Jalla mengingatkan,
“Maka, hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa
cobaan atau ditimpa adzab pedih.” [An-Nur: 63]
KETIGA: PERBUATAN KEZHALIMAN
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
“Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zhalim,
dan Kami telah menetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.” [Al-Kahf: 59]
Allah juga mengingatkan kebinasaan sejumlah umat-umat terdahulu dalam
Tanzil-Nya,
“Maka, Kami menyiksa tiap-tiap (mereka itu) disebabkan oleh dosanya. Di antara
mereka, ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, di antara mereka,
ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, di antara mereka, ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. Dan
Allah sekali-kali tidak hendak menzhalimi mereka, tetapi merekalah yang
menzhalimi diri mereka sendiri.” [Al-‘Ankabut: 40]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan,
“Berhati-hatilah kalian terhadap kezhaliman karena kezhaliman adalah kegelapan
di atas kegelapan pada hari kiamat. Berhati-hatilah kalian terhadap kekikiran
karena kekikiran itulah yang membinasakan orang-orang sebelum kalian, membuat
mereka menumpahkan darah antara sesama mereka, dan menghalalkan kehormatan
mereka.” [2]
Ingatlah, bahwa kezhaliman ada tiga jenis:
1. Kezhaliman terbesar, yaitu perbuatan kesyirikan.
2. Kezhaliman antara hamba dan Rabb-nya, yaitu dosa-dosa selain kesyirikan.
3. Kezhaliman antara sesama makhluk.
KEEMPAT: BANYAKNYA KERUSAKAN DAN KEBEJATAN
Allah Jalla Jalaluhu berfirman,
“Dan jika hendak membinasakan suatu negeri, Kami memerintahkan kepada
orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi
mereka melakukan kefasikan dalam negeri itu maka sudah sepantasnya perkataan
(ketentuan Kami) berlaku terhadapnya, kemudian Kami menghancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya.” [Al-Isra`: 16]
Pada suatu malam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terjaga dari tidur
beliau, lalu bersabda kepada Zainab bintu Jahsy radhiyallahu ‘anha,
“La Ilaha Illallah, celakalah orang-orang Arab berupa kejelekan yang telah
dekat. Sungguh telah terbuka, pada hari ini, besi kurungan Ya’juj dan Ma’juj
sebesar ini (Perawi melingkarkan ibu jari dan jari tengahnya).”
Zainab bintu Jahsy radhiyallahu ‘anha bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami
akan dibinasakan, sementara orang-orang shalih berada di tengah-tengah kita?”
Beliau menjawab,
“Iya, apabila kebejatan sudah sangat banyak.” [3]
KELIMA: PERBUATAN DOSA DAN MAKSIAT
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang
telah Kami binasakan, padahal Kami telah meneguhkan (kedudukan) mereka di muka
bumi dengan (keteguhan) yang belum pernah Kami berikan kepada kalian, serta
Kami mencurahkan hujan lebat atas mereka dan menjadikan sungai-sungai mengalir
di bawah mereka, kemudian Kami membinasakan mereka karena dosa mereka sendiri,
dan Kami menciptakan generasi lain sesudah mereka.” [Al-An’am: 6]
KEENAM: BERLOMBA-LOMBA DALAM MENGGAPAI DUNIA
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang saya khawatirkan terhadap kalian. Akan
tetapi, saya mengkhawatirkan bahwa dunia akan dihamparkan untuk kalian
sebagaimana telah dihamparkan untuk umat-umat sebelum kalian, kemudian kalian
akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana orang-orang sebelum kalian
berlomba-berlomba mendapatkannya, kemudian kalian pun dibinasakan oleh dunia
itu sebagaimana orang-orang sebelum kalian telah dibinasakan olehnya.” [4]
Itulah harta yang melalaikan banyak manusia. Manusia telah lupa, bahwa harta
adalah amanah dan nikmat yang akan dipertanggungjawabkan, sehingga berbuat
melampaui batas dalam kehidupannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan,
“Dan jika Allah melapangkan rezeki hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat
melampaui batas di muka bumi, tetapi Dia menurunkan sesuai dengan ukuran yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi
Maha Melihat.” [Asy-Syura: 27]
Allah Jalla Jalaluhu juga mengingatkan,
“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas karena
melihat dirinya yang serba cukup.” [Al-‘Alaq: 6-7]
KETUJUH: BERMUAMALAH DENGAN CARA RIBA DAN TERSEBARNYA PERZINAHAN
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah riba dan perzinahan tampak pada suatu kaum, kecuali bahwa mereka
telah menghalalkan siksa Allah ‘Azza wa Jalla terhadap diri-diri mereka
sendiri.” [5]
KEDELAPAN: MEREMEHKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan,
“Tidaklah suatu kaum yang kemaksiatan-kemaksiatan diperbuat di antara mereka,
kemudian mereka sanggup untuk mengubahnya, tetapi mereka tidak mengubahnya,
kecuali dikhawatirkan bahwa Allah akan menimpakan siksaan kepada mereka secara
umum.” [6]
KESEMBILAN: HILANGNYA KEADILAN DAN TIDAK DITEGAKKANNYA HUKUM-HUKUM ALLAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya, hal yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah, apabila
seseorang yang terhormat di antara mereka mencuri, mereka membiarkannya,
(tetapi,) jika seseorang yang lemah di antara mereka mencuri, mereka menegakkan
hukum had terhadapnya. Demi Allah, andaikata Fathimah, putri (Nabi) Muhammad,
mencuri, sungguh saya akan memotong tangannya.” [7]
KESEPULUH: EKSTREM DALAM SEGALA PERKARA
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Berhati-hatilah kalian terhadap sikap ekstrem karena sesungguhnya hal yang
membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah sikap ekstrem dalam beragama.”
[8]
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda sebanyak tiga kali,
“Celakalah Al-Mutanaththi’un ‘orang-orang yang berlebihan dalam ucapan dan
perbuatan’.” [9]
Demikianlah sepuluh sebab kebinasaan umat-umat terdahulu. Selain itu, ada
sejumlah sebab lain yang belum diterangkan di sini.
Catatan kaki:
[1] Diriwayatkan oleh Al-Bukhary, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
[2] Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma.
[3] Diriwayatkan oleh Al- Bukhary, Muslim, At-Tirmidzy, dan Ibnu Majah.
[4] Diriwayatkan oleh Al- Bukhary, Muslim, At-Tirmidzy, dan Ibnu Majah dari
Al-Miswar bin Makhramah radhiyallahu ‘anhuma.
[5] Diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Dianggap hasan
lighairihi oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih At-Targhib.
[6] Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan Ibnu Majah dari Abu Bakr
radhiyallahu ‘anhu.
[7] Diriwayatkan oleh Al-Bukhary, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzy, An-Nasa`iy,
dan Ibnu Majah dari Aisyah radhiyallahu ‘anha.
[8] Diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasa`iy, Ibnu Majah, dan selainnya dari Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Dishahihkan oleh An-Nawawy, Ibnu Taimiyah, dan
Al-Albany rahimahumullah. Lihatlah Ash-Shahihah no. 1283 dan Zhilalul Jannah
no. 98.
[9] Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu.
Sumber: http://dzulqarnain.net/sebab-sebab-kebinasaan-umat-terdahulu.html
Sabtu, 18 Januari 2014
[daarut-tauhiid] Sebab-Sebab Kebinasaan Umat Terdahulu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar