Siapa Fir'aun yang Tenggelam di Laut Merah ?
Siapakah
Fir'aun Yang Tenggelam di Laut Merah ? Pertanyaan ini pasti pernah
melekat pada pikiran anda, saya sendiri pun mulai mempertanyakan tentang
Siapakah Fir'aun Yang Tenggelam di Laut Merah setelah mengetahui bahwa
ternyata Nama Fir'aun hanyalah sebuah gelar raja ( Bukan nama Raja ),
soalnya guru agama saya hanya menceritakan bahwa Raja Fir'aun lah yang
tenggelam di laut merah. Pastikan sebelum membaca postingan tentang
misteri Raja Fir'aun (Pharaoh) yang berjudul Siapakah Fir'aun Yang
Tenggelam di Laut Merah ? ini Anda sudah membaca Bukti Jejak Nabi Musa
di Laut Merah, karena sangat berkaitan erat. Kisah mengenai Mukjizat
Nabi Musa (Moses) yang membelah Laut Merah dengan tongkatnya untuk
menghindari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya tentunya sudah tak asing
lagi ditelinga kita.
Siapakah Fir'aun Yang Tenggelam di Laut Merah ?
Siapakah Fir'aun Yang Tenggelam di Laut Merah ? |
Dalam kitab suci
Al-Qur'an dan Alkitab (Injil), kronologi pengejaran dikisahkan begitu
gamblang walaupun terdapat sedikit perberbedaan kisah diatara keduanya.
Tapi yang pasti, kedua kitab suci tersebut mengisahkan kepada kita
mengenai akhir yang menggembirakan bagi Musa beserta Kaum Bani Israel
karena dapat meloloskan diri dari kejaran Fir'aun beserta bala
tentaranya. Dan bagi sang Fir'aun, ia justru menemui ajalnya setelah
tenggelam bersama pasukannya di Laut Merah.
Walaupun Al-Quran dan Alkitab
sudah cukup jelas mengisahkan kronologi peristiwa itu terjadi, namun
masih terdapat teka-teki mengenai siapa sebenarnya Fir'aun yang memimpin
pengejaran terhadap Musa beserta kaum Bani Israel? Al-Quran dan Alkitab
tidak menyebutkan secara mendetail siapakah Fir'aun yang dimaksud.
Fir'aun (Pharaoh) merupakan
gelar yang diberikan kepada raja-raja Mesir kuno. Asal usul istilah
Fir'aun sebetulnya merujuk kepada nama istana tempat berdiamnya seorang
raja, namun lama-kelamaan digunakan sebagai gelar raja-raja Mesir kuno.
Banyak Fir'aun yang telah memimpin peradaban yang terkenal dengan
penginggalan Piramida Khufu-nya itu, mulai dari Raja Menes -sekitar 3000
SM, pendiri kerajaan, pemersatu Mesir hulu dan hilir – hingga Mesir
jatuh dibawah kepemimpinan raja-raja dari Persia.
Sejauh ini telah banyak studi
yang dilakukan untuk mengidentifikasi siapakah Fir'aun yang sedang
berkuasa saat peristiwa keluarnya Musa beserta Bani Israel dari tanah
Mesir. Berikut beberapa kandidatnya:
* Ahmose I (1550 SM – 1525 SM)
* Thutmose I (1506 SM – 1493 SM)
* Thutmose II (1494 SM – 1479 SM)
* Thutmose III (1479 SM – 1425 SM)
* Amenhotep II (1427 SM – 1401 SM)
* Amenhotep IV (1352 SM – 1336 SM)
* Horemheb (sekitar 1319 SM – 1292 SM)
* Ramesses I (sekitar 1292 SM – 1290 SM)
* Seti I (sekitar 1290 SM – 1279 SM)
* Ramesses II (1279 SM – 1213 SM)
* Merneptah (1213 SM – 1203 SM)
* Amenmesse (1203 SM – 1199 SM)
* Setnakhte (1190 SM – 1186 SM)
Dari daftar beberapa Fir'aun
diatas, nama Ramesses II selama ini memang kerap diidentifikasikan
sebagai Fir'aun yang sedang berkuasa pada saat itu. Ia merupakan sosok
Fir'aun terbesar dan terkuat yang pernah memimpin peradaban Mesir kuno.
Ramesses II juga merupakan salah satu Fir'aun yang paling lama berkuasa,
yakni 66 tahun lamanya.
Sifatnya yang kadang tirani
terhadap masyarakat kelas bawah, membuat sejarawan banyak yang
berspekulasi dengan menyebutkan ia sebagai raja yang memperbudak Bani
Israel. Walaupun demikian, tidak ada bukti arkeologi yang benar-benar
memperkuat dugaan tersebut. Selain itu periode masa hidupnya juga
dikatakan tidak cocok dengan kemungkinan terjadinya peristiwa keluaran.
Kemudian menilik ke Raja
Merneptah, putra Ramesses II, yang berkuasa setelah Ramesses II mangkat,
ia juga bukan merupakan Fir'aun yang dimaksud mengingat pada masa
pemerintahannya, Merneptah pernah mengatakan bahwa Bangsa Israel telah
tiba di tanah Kana'an. Itu artinya, peristiwa keluarnya Musa beserta
Bani Israel telah lama terjadi sebelum ia berkuasa.
Lalu bagaimana dengan Seti I,
ayah dari Ramesses II ? Bagaimanapun juga, ahli sejarah Alkitab
mengatakan peristiwa keluaran ini terjadi disekitar 1400 SM, itu jauh
dari masa pemerintahan Seti I.
Beberapa Sejarawan yang
menggunakan metode penelitian dengan cara mencocokkan kronologi di dalam
catatan-catatan peninggalan Mesir Kuno dengan perkiraan waktu keluaran
pada kitab suci menyimpulkan, kemungkinan peristiwa itu terjadi saat
Mesir kuno dibawah pimpinan Raja-raja Dinasti ke-18.
Dinasti ke-18 mencakup beberapa
raja, yakni Thutmose I (1506 SM – 1493 SM), Thutmose II (1494 SM – 1479
SM), diselingi oleh kepempinan Fir'aun wanita yaitu Ratu Hatsepsut (1479
SM -1458 SM) kemudian Thutmose III (1479 SM – 1425 SM).
Benarkan Thutmose II Fir'aun yang tenggelam di Laut Merah?
Relief Thutmose II |
Menurut studi yang
dilakukan oleh Sejarawan Alan Gardiner, setelah kematian Thutmose I dan
masa persinggahannya selama 40 tahun di Madyan / Midian, Musa memutuskan
untuk kembali ke tanah Mesir tempat beliau dibesarkan. Allah menugaskan
Musa untuk menyampaikan ajaran agama yang hakiki kepada Fir'aun. Pada
saat itu, Mesir dipimpin oleh Raja Thutmose II yang memperistri Ratu
Hatshepsut.
Thutmose II, menurut sejarah
bukanlah sosok Fir'aun yang hebat, sebaliknya istrinya Hatshepsut yang
banyak berperan penting bagi kemajuan kerajaan. Walaupun bukan merupakan
sosok pemimpin yang dikatakan berpengaruh, Gardiner tetap meyakini
Thutmose II merupakan kandidat terkuat Fir'aun yang melakukan pengejaran
terhadap Musa beserta kaum Bani Israel. Hal itu dikarenakan banyaknya
kecocokan dengan studi sejarah yang ia lakukan.
Garnier juga menambahakan bahwa
di pusara tempat berdiamnya mummi Thutmose II, hampir tidak ditemukan
ornamen-ornamen dan benda-benda berharga "semewah" pusara raja-raja
Mesir kuno yang lainnya. Ada kesan bahwa raja ini tidak begitu disukai
dan dihormati oleh rakyatnya, sehingga mereka tak peduli dengan kematian
sang Raja. Selain itu, kematiannya yang mendadak juga menjadi salah
satu alasannya.
Penelitian terhadap Mummi
Thutmose II yang ditemukan di situs Deir el-Bahri pada tahun 1881
mengungkapkan bahwa terdapat banyak bekas cidera di tubuhnya, dan
Mummi-nya ditemukan tidak dalam kondisi yang bagus. Hal ini mungkin
menandakan Thutmose II mati secara tidak wajar. Apakah cidera di
tubuhnya itu akibat hempasan kekuatan gelombang Laut Merah yang secara
tiba-tiba tertutup kembali? Wallahu ‘alam Bishawab
Al-Quran sendiri mengisahkan detik-detik terakhir kehidupan Sang Fir'aun :
Dan Kami memungkinkan Bani
Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala
tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila
Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah ia, "Saya percaya bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan
saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". ( QS Yunus
90).
Dari ayat diatas kita dapat
mengetahui bahwa Fir'aun mencoba memohon kepada Allah agar ia
diselamatkan ketika air mengenggelamkan raganya. Namun sangatlah jelas
bahwasannya tindakan Fir'aun hanyalah suatu kebohongan semata sebagai
alasan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari maut.
Setelah sang Fir'aun tewas pada
periode pemerintahannya yang tergolong singkat, besar kemungkinan
jalannya roda pemerintahan diambil alih sementara oleh sang Ratu yang
tak lain ialah Hatshepsut sebelum akhirnya Thutmose III naik tahta.
Jika benar Thutmose II merupakan Fir'aun yang dimaksud, ada suatu kemungkinan kronologi sejarahnya menjadi demikian:
Pertama, Musa dibesarkan
dilingkungan kerajaan Mesir saat Thutmose I berkuasa, dan istri Thutmose
I yang menemukan bayi Musa saat hanyut di Sungai Nil.
Kedua, selang puluhan tahun
setelah Musa melarikan diri dari tanah Mesir karena ancaman hukuman mati
akibat peristiwa terbunuhnya seorang prajurit kerajaan olehnya, ia
kembali untuk menyampaikan ajaran Allah kepada Fir'aun. Namun pada saat
itu mungkin Thutmose I telah meninggal dan digantikan putranya Thutmose
II.
Mengapa Thutmose II Diyakini Sebagai Firaun Yang Tenggelam di Laut Merah Sedangkan Mummi-nya Sendiri Berhasil Ditemukan?
Mummi Thutmose II |
Pertanyaan
diatas memang kerap ditanyakan. Mereka yang bertanya kebanyakan
beranggapan bahwa Jasad Fir'aun tidak mungkin berhasil ditemukan apalagi
dalam bentuk Mummi, sebab telah tenggelam di Laut Merah bersama bala
tentaranya.
Bagi para muslim, Al-Quran mengisahkan kepada kita sebagai berikut:
Apakah sekarang (kamu baru
percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu
termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami
selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang
yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah
dari tanda-tanda kekuatan Kami. ( QS Yunus 91-92).
Tentunya ayat diatas sudah cukup
menjelaskan mengapa Allah dengan sengaja menyelamatkan jasad sang
Fir'aun. Setelah membaca postingan tentang raja Fir'aun ini masihkah
anda ingin bertanya Siapakah Fir'aun Yang Tenggelam di Laut Merah
?Kalaupun anda memiliki keyakinan lain tentang Siapakah Fir'aun Yang
Tenggelam di Laut Merah dan bisa di jelaskan dengan bukti-bukti yang
cukup dan masuk akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar